MAKNA PANCA SEMBAH

Image result for MUSPAUmat Hindu mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Panca Sembah. Panca Sembah merupakan ritual doa umat Hindu sebagai wujud Bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Namun mungkin jg sebagian banyak umat Hindu belum sepenuhnya mengerti tujuan dari Panca Sembah tersebut serta Siapa yg kita puja saat melakukan Panca Sembah. Berikut Mandala Suci akan memberikan pengertian tentang makna dan tujuan dari Panca Sembah :



1. Sembah pertama merupakan sembah puyung atau sembah dengan tangan kosong yang ditujukan kepada Ida Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi Beliau sebagai Sang Hyang Parama Atma. Tujuan dari sembah puyung ini adalah untuk menyatukan (nunggalang) Atma dengan diri sehingga Bakti kita kepada Tuhan menjadi nyambung.

2. Sembah kedua menggunakan sarana Bunga, biasanya menggunakan bunga warna putih atau Kuning yang ditujukan kepada Ida Hyang Siwa Raditya. Tujuan dari sembah kedua ini adalah Mohon Penyaksian dari Beliau agar prosesi Sembahyang kita disaksikan dan dituntun secara Niskala oleh Beliau.

3. Sembah ketiga menggunakan sarana Kwangen atau Bunga warna yang ditujukan kepada Manifestasi Hyang Widhi tempat kita sembahyang. Misalnya saat sembahyang di Pura Puseh berarti sembah kita ditujukan Kepada Dewa Wisnu dan Bhatari Sri yang berstana di Pura Puseh. Tujuan dari sembah ketiga ini adalah sebagai sujud bakti kita kepada Manifestasi Tuhan yang berstana di Pura Tersebut atas anugrah dan tuntunan yang telah diberikan kepada kita. Oleh karena itulah sebagai Umat kita harus mengetahui di masing-masing Pura siapa Manifestasi Tuhan yang berstana disana sehingga kita lebih mudah dalam menyebut dan memuja Beliau.

4. Sembah ke empat menggunakan sarana Kwangen atau Bunga, ditujukan kepada Manifestasi Tuhan yang berstana di Pura tempat kita sembahyang untuk memohon anugrah dari Beliau agar masuk ke dalam diri. Pada prosesi inilah kebanyakan Umat belum bisa merasakan dengan betul Anugrah yang Beliau turunkan ke dalam diri karena Pintu Rohani / Cakra dalam diri masih tertutup. Padahal inilah ritual yang sangat penting yang seharusnya dilakukan karena dengan bisa merasakan dan menerima anugrah Tuhan secara langsung maka otomatis diri kita akan mendapat Perlindungan, Kekuatan, dan Tuntunan hidup yang luar biasa dari Tuhan sehingga Hidup kita menjadi lebih mudah dan terbebas dari gangguan orang2 jahat yang ingin menggangu kita dengan kekuatan ilmu hitam. Disinilah perlunya semua Umat untuk membuka Pintu Rohani / Cakra terlebih dahulu agar bisa menerima secara langsung Anugrah Sinar Suci yang diberikan oleh Tuhan saat kita sembahyang.

5. Sembah kelima menggunakan sarana tangan kosong / tanpa sarana yang bertujuan untuk mengucap Syukur dan Terima Kasih atas Tuntunan dan Anugrah yang diberikan saat kita Sembahyang.

Demikian sekilas mengenai makna, fungsi, dan tujuan dari Panca Sembah. Semoga bermanfaat kepada Semeton Mandala Suci serta Umat Hindu Semuanya.

URUTAN PANCA SEMBAH DAN MANTRANYA


Urutan – urutan sembah, baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama adalah seperti di bawah ini, dengan catatan apabila dipimpin oleh Sulinggih atau Pinandita maka umat melafalkan mantram/doa di dalam hati.

1) Sembah tanpa bunga (Muyung)

Mantram:

OM ATMA TATTVATMA SODDHA MAM SVAHA

Artinya:

Om Atma atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba.

2) Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Sanghyang Aditya dengan sarana bunga.

Mantram:

OM ADITYASYAPARAM JYOTI
RAKTA TEJO NAMO’STUTE
SVETAPANKAJA MADHYASTHAH
BHASKARAYO NAMO’STUTE

Artinya:

Om Sanghyang Widhi Wasa, Sinar Surya Yang Maha Hebat, Engkau bersinar merah, hormat pada-Mu, Engkau yang berada di tengah-tengah teratai putih, hormat pada-Mu pembuat sinar.

3) Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Ista Dewata dengan sarana Kwangen atau bunga.

Mantram:

OM NAMO DEVAYA, ADHISTHANAYA, SARVA VYAPI VAI SIVAYA, PADMASANA EKAPRATISTHAYA, ARDHANARESVARYAI NAMO NAMAH SVAHA

Artinya:

Om Sanghyang Widhi Wasa, hormat kami kepada dewa yang bersemayam di tempat utama kepada Siwa yang sesungguhnya berada dimana – mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba menghormat.

4) Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Pemberi Anugerah, dengan sarana Kwangen atau bunga.

Mantram:

OM NUGRAHAKA MANOHARA,
DEVA DATTANUGRAHAKA,
ARCANAM SARVA PUJANAM,
NAMAH SARVANUGRAHAKA,
OM DEVA DEVI MAHASIDDHI,
YAJNANGGA NIRMALATMAKA,
LAKSMI SIDDHISCA DIRGHAYUH
NIRVIGHNA SUKHA VRDDHISCA.

Artinya:

Om Sanghyang Widhi Wasa, Engkau yang menarik hati, pemberi anugerah. Anugerah pemberian Dewa, pujaan dalam semua pujian, hormat pada-Mu pemberi semua anugerah. Kemahasidian Dewa dan Dewi, berwujud Yajna, pribadi suci, kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, kegembiraan dan kemajuan.

5) Sembah tanpa bunga (Muyung).

Mantram:

OM DEVA SUKSMA PARAMACINTYAYA NAMAH SVAHA.

Artinya:

Om Sanghyang Widhi Wasa, hormat pada Dewa yang tak berpikiran yang maha tinggi, yang maha gaib. Setelah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan mohon Tirtha (air suci) dan Bija/Wibhuti.

6) Metirtha.

Sebelum Tirtha dipercikkan, ucapkan terlebih dahulu mantram ini:

OM PRATAMA SUDHA, DVITYA SUDHA, TRITYA SUDHA, CATURTI SUDHA, PANCAMI SUDHA, SUDHA, SUDHA, SUDHA VARIASTU NAMAH SVAHA.

Artinya:

Om Sanghyang Widhi Wasa, semoga kami dianugerahi kesucian, hormat kepada-Mu.

Dapat pula dengan menggunakan mantram berikut ini:

Pemercikan tiga kali ke ubun – ubun:
OM ANG BRAHMA AMRTHA YA NAMAH
OM UNG WISNU AMRTHA YA NAMAH
OM MANG ISVARA AMRTHA YA NAMAH

Artinya:

Om Hyang Widhi Wasa, bergelar Brahma, Wisnu, Iswara, hamba memuja-Mu semoga dapat memberi kehidupan (dengan tirtha ini).

1. Minum Tirtha tiga kali:

OM SARIRA PARIPURNA YA NAMAH,
OM ANG UNG MANG SARIRA SUDHA,
PRAMANTYA YA NAMAH,
OM UNG KSAMA SAMPURANYA NAMAH.

Artinya:

Om Sanghyang Widhi Wasa, Maha Pencipta, Pemelihara, dan Pelebur segala ciptaan, semoga badan hamba terpelihara selalu, bersih, terang dan sempurna.

Meraup, mengusap Tirtha ke muka ke arah atas:
OM SIVA AMERTHA YA NAMAH,
OM SADHA SIVA AMERTHA YA NAMAH,
OM PARAMA SIVA AMERTHA YA NAMAH.

Artinya:

Oh Hyang Widhi (Siwa, Sadha Siwa, Parama Siwa) hamba memuja-Mu semoga memeberi amrtha pada hamba.

7) Memasang bija:

Bija untuk di dahi:
OM SRIYAM BHAVANTU

(Oh Hyang Widhi, semoga kebahagiaan meliputi hamba).

Bija untuk di bawah tenggorokan:
OM SUKHAM BHAVANTU

(Oh Hyang Widhi, semoga kesenangan selalu hamba peroleh).



Bija untuk ditelan:
OM PURNAM BHAVANTU
OM KSAMA SAMPURNA YA NAMAH SVAHA.

(Oh Hyang Widhi, semoga kesempurnaan meliputi hamba, Oh Hyang Widhi semoga semuanya menjadi bertambah sempurna).

8) Meninggalkan tempat suci, didahului Parama santih:

OM SANTIH, SANTIH, SANTI OM

No comments:

Post a Comment