sumber : youtube
=======================================================================
Pura Pucak Terate Bang, terletak di desa Candi Kuning, Baturuti, Tabanan - Bali. Berada dalam satu areal dengan objek wisata Kebun Raya Bedugul, berada pada dataran tinggi yang dinamakan bukit Tapak, menyebabkan cuaca di sini berhawa sejuk, dan pada musim-musim tertentu berhawa dingin, menuju ke lokasi anda disuguhi pemandangan kebun indah tertata rapi dan hutan tropis. Di areal pura terdapat sumber mata air panas dengan bau belerang yang sangat menyengat, diyakini munculnya sumber mata air ini karena kekuatan dewa Agni yang menciptakan kekuatan api dan bersatana di pura ini, sumber air rasanya asam yang menandakan adanya energi kemakmuran, apalagi untuk para pengusaha ataupun pedagang.
Berdirinya Pura Pucak Terate Bang berkaitan erat dengan perjalanan spiritual Ida Maharsi Madura di kawasan Danau Beratan. Beliau mendirikan tempat tinggal sekaligus dijadikan sebuah pasraman di tempat ini, menuntun dan mengajarkan para pengikutnya agar bisa mengarungi kehidupan di pulau Bali. Beliau berperan sebagai guru besar pasraman agung, pasraman ini difungsikan sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan, selain juga sebagai tempat menempa ilmu kedigjayaan atau olah kanuragan untuk bisa mempertahankan hidup. Tempat pertapaan beliau sekarang ini dikenal sebagai Pura Puncak Terate Bang.
Ida Rsi Madura, memuja Dewa Brahma dengan sakti Dewi Saraswati yang dikenal sebagai dewi ilmu pengetahuan. Sesuai tempat/linggih berbentuk teratai merah maka dalam bahasa Bali dinamakan Terate Bang. Kemudian Ida Rsi Madura juga menamakan tempat tinggal beliau dengan nama Terate Bang. Sehingga pura pucak ini dibangun untuk pemujaan kepada manisfestasi tuhan sebagai Dewa Brahma dan juga Dewi saraswati sebagi dewinya ilmu pengetahuan. Sebagai tempat pemujaan dewa Brahma yang berhubungan dengan warna merah, maka atribut di sini didominasi warna merah.
Dalam mengajarkan ilmu pengetahuan serta ilmu kedigjayaan, Ida Rsi Madura ditemani juga oleh para mpu yang mampu membuat keris mempuni, keahlian membuat senjata inipun diajarkan kepada pengikutnya. dari keturunan inilah suatu saat nantinya dikenal sebagai soroh warga Pande. Pura Teratai Bang yang difungsikan sebagai pemujaan Brahma dan juga merupakan dewanya soroh Pande di Bali, maka pura ini dijadikan salah satu napak tilas warga pande.
Pujawali di pura ini pada jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Landep, ada sesuatu yang unik dalam pelaksanaan upacaranya, seperti dalam upacara ngenteg linggih ataupun dalam piodalan, sesuai dresta menggunakan beberapa binatang berkaki empat, namun tidak demikian di sini, tidak digunakannya bintaang berkaki empat yang digunakan adalah binatang berkaki dua seperti kokokan, kukur dan ayam. Pemuput karya hanya dilakukan sampai di tingkat pemangku tidak menggunakan pedanda.
Melihat lokasi dari pura ini, hampir kebanyakan pura di Bali, yang bisa kita temukan sekarang ini tempatnya dikawasan yang sepi seperti pegunungan dan pantai, sehingga suasana menjadi lebih, tenang, damai sakral dan lebih memiliki aura magis. Seperti juga halnya Pura Terate Bang terletak di pucak bukit Tapak, lokasinya memasuki areal objek wisata sehingga terkesan beda dan menambah keasriannya.
Tirta Mancawarna
Dari sisi penataan, sebagaimana umumnya pura di Bali terdiri atas Tri Mandala yakni Utama Mandala (jeroan), Madya Mandala (jaba tengah) dan Kanista Mandala (jaba sisi). Utama mandala merupakan wilayah yang sangat disakralkan dan hanya berhubungan dengan rohani dan upacara suci.
Ada empat bangunan suci yakni Pelinggih Gedong sebagai tempat pemujaan Sang Hyang Brahma atau Agni, Padmasana, Piyasan dan Bale Penegtegan. Di sebelah barat jeroan terdapat Pelinggih Siwa (Ida Ratu Lingsir). Serta adanya Pelinggih Saka Pat Sari dan genah toya Panca Maha Merta Mancawarna.
Di sebelah timur laut jeroan terdapat Pelinggih Beji dan beberapa pelinggih lainnya. Pelinggih Siwa dan Pura Beji masih berkaitan langsung dengan Pura Luhur Pucak Terate Bang. Air suci untuk tirta diambil dari beji terletak di bagian timur laut pura ini. Sedangkan di sebelah barat laut terdapat beji dengan air belerang sebanyak lima tempat yang disebut Maha Mertha Mancawarna.
Di bawah tempat tirta itu, terdapat pelinggih Padmasana tempat memuja Siwa. Air tirta belerang itulah yang biasanya dimohon oleh umat khususnya para praktisi pengobatan sebagai obat. Keberadaan tirta ini tampaknya sangat populer bagi masyarakat Bedugul. Bukan hanya itu, umat dari berbagai tempat di Bali kerap nunas tirta di tempat ini.
Diyakini tirta ini memberikan efek kesembuhan dan sebagai penyucian diri dari segala kekotoran. Dengan memohon tirta di tempat ini, kondisi badan yang sehat dan baik akan sangat sempurna untuk melaksanakan sembah sujud ke hadapan Dewa Brahma sebagai pencipta dan pemberi berkah bagi kehidupan manusia.
Pralingga yang terdapat di pura ini berupa simbol naga serta mempunyai pajenengan seperti tombak yang berujung dua. Busana pura ini lebih banyak dibalut dengan warga merah sebagai simbol memuja Dewa Agni atau Brahma di atas lotus.
–
Tanpa Binatang Berkaki Empat
Ada yang unik dari tata upacara keagamaan di pura ini. Piodalan di pura ini jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Landep. Penggunaan binatang berkaki empat tidak diperbolehkan dipakai di pura ini. Jika ada upacara besar seperti ngenteg linggih dan karya piodalan jelih, maka upacara yang semestinya menggunakan binatang berkaki empat, sesuai dengan dresta yang berlaku diganti dengan binatang berkaki dua.
Contohnya babi butuan diganti dengan kokokan, sapi diganti dengan kukur, kerbau diganti dengan bebek selem, anjing diganti dengan bebek belang kalung dan kambing diganti dengan ayam klau gringsing. Sementara dalam pekasanaan upacara dipimpin oleh seorang pemangku tanpa menggunakan pedanda.
Pangemong pura ini adalah Banjar Adat Bukit Catu, yang dibina dan diayomi langsung oleh puri. Sementara pangenceng-nya adalah Puri Marga Tabanan. Jika ada piodalan di Pura Penataran Beratan, di Danau Beratan, biasanya sepuluh pura pengider tedun ke sana, tetapi Batara Terate Bang tidak turun ke sana, namun dari Pura Beratan ada aturan ke Pura Terate Bang.