sumber : youtube
========================================================================
Jika anda melakukan perjalanan ke arah Bali Barat, maka anda akan bertemu dengan Pura Rambut Siwi. Lokasinya di Desa Yeh Embang Kangin, Kec. Mendoyo, Kab. Jembrana. Sekitar 17 km sebelah Timur Kota Negara dan di pinggir jalan raya utama Denpasar – Gilimanuk anda akan bertemu sebuah pura bernama Pura Pesanggrahan atau Penyawangan Pura Rambut Siwi di sinilah biasanya banyak warga Hindu berhenti sebentar untuk bersembahyang memohon keselamatan dalam perjalanan. Dari Pura Penyawangan inilah anda melanjutkan perjalanan ke arah Selatan sekitar 200 meter dan langsung menuju parkir di dekat pelataran pura, jika naik kendaraan berbadan besar seperti bus akses pura bisa melalui jalan lain di sebelah baratnya.
Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi Di Jembrana
Pura Rambut Siwi adalah salah satu pura Dang Kahyangan jagat yang terletak di Kabupaten Jembrana Bali. Pura Dang Kahyangan sendiri merupakan tempat suci yang diperuntukkan untuk menghormati guru-guru suci seperti Pandeta, Maha Rsi dan para Empu. Pura Rambu Siwi berkaitan dengan perjalanan suci Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra, beliau diberi gelar juga Pedanda Sakti Bawu Rawuh yang berjasa menanamkan ajaran-ajaran agama Hindu. Lokasi pura utama berada di atas tebing pinggir pantai, berlatar belakang pemandangan alam laut Samudera Hindia, sehingga suasananya indah, tenang, damai dan penuh aura spiritual. Tidak mengherankan tempat ini menjadi tempat meditasi ataupun menenangkan diri yang paling ideal.
Selain sebagai tempat suci, Pura Rambut Siwi juga menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Jembrana yang menjadi salah satu tujuan wajib saat mengagendakan tour dengan tujuan wisata Bali Barat. Sebelum sampai di tujuan utama anda akan disuguhi hamparan persawahan seolah menyambut kedatangan pengunjung. Pura Rambut Siwi terlihat megah dan cantik berdiri di pinggir tebing, berbatasan langsung dengan pantai, suasana alam sekitarnya indah dan asri, membuat anda betah berlama-lama mengagumi keagungan Tuhan ini. Apalagi kunjungan wisatawan ke Pura ini cukup sepi tidak seperti Pura Tanah Lot yang selalu ramai, sehingga di sini anda bisa lebih leluasa untuk bersantai dan menikmati keindahan yang disuguhkan, apalagi jika anda datang pada sore hari keindahan matahari terbenam menjadi daya tarik istimewa.
Jika anda warga Hindu dan melakukan perjalanan wisata rohani atau perjalanan Tirtayatra dari arah Denpasar menuju ke arah Bali Barat dan Utara seperti dengan tujuan ke Pura Pulaki, Melanting, Pabean, Pemuteran dan ke Pulau Menjangan, maka tentunya juga tidak akan melewatkan Pura Rambut Siwi untuk melakukan persembahyangan. Di kawasan Pura Rambut Siwi setidaknya anda bertemu dengan 8 buah pura termasuk Pura Pesanggrahan dan juga pura yang berada di bawah tebing tepi pantai, tempat pertama persembahyangan adalah pura Pesanggrahan kemudian Pura Taman, Penataran, Goa Tirta, Melanting, Pura Gading Wani, Pura Ratu Gede Dalem Ped dan tempat terakhir persembahyangan adalah di kawasan Pura Luhur yaitu Pura Rambut Siwi.
Yang menjadi inti dari pura di kawasan ini adalah Pura Penataran dan pura Luhur (Rambut Siwi) sedangkan lainnya adalah Pura Pesanakan. Pada pelataran utama Pura Luhur terdapat sejumlah bangunan suci, seperti Padma, meru tumpang tiga linggih Ida Betara Pedanda Sakti Wawu Rawuh (Dang Hyang Nirartha), Pengayeng Betara Gunung Agung, Gedong, meru tumpang dua stana Batari Dewa Ayu Ulun Danu, palinggih Rambut Sedana, Peselang, Taksu serta sejumlah bangunan suci lainnya.
Sesuai dengan penanggalan Hindu Bali, pujawali di Pura Rambut Siwi jatuh pada hari Buda Umanis, wuku Perangbakat dan jika hari tersebut bertepatan dengan bulan Purnama ataupun Tilem, maka dinamakan odalan nadi dan digelar odalan tingkatan paling utama. Selain sebagai Pura Dang Kahyangan untuk menghormati jasa guru suci, juga berfungsi untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewa Pertanian, karena itu banyak warga subak yang datang ke sini memohon agar hasil pertanian berlimpah dan dijauhkan dari hama.
Sejarah Pura Rambut Siwi Jembrana
Pura Rambut Siwi Tahun 1947 |
Nama rambut yang tersemat dalam nama pura ini berkaitan dengan sehelai rambut dari Dang Hyang Nirartha. Seperti yang tersurat dalam Dwijendra Tatwa. Keberadaan Pura Rambut Siwi, berkaitan dengan kedatangan pendeta suci Dang Hyang Dwijendra atau Dan Hyang Nirartha seorang pendeta dan brahmana suci dari tanah Jawa. Setelah perjalanan dari tanah Jawa akhirnya beliau tiba di Bali, dan setelah beberapa lama di Gelgel, beliau berangkat menuju ke arah Barat menyusuri pesisir Selatan, akhirnya sampailah di tepi pantai dan bertemu dengan seorang juru sapu pada sebuah parahyangan. Juru sapu pun menyarankan untuk bersembahyang di parahyangan tersebut, sembari menghambat perjalanan Dang Hyang Nirartha dan mengatakan tempat tersebut sangat angker dan keramat, jika lewat begitu saja maka akan diterkam harimau.
Dang Hyang Nirartha menuruti keinginan tukang sapu, kemudian beliau masuk ke areal parahyangan, di depan sebuah pelinggih, beliau melakukan yoga, mengheningkan cipta dan menyatukan pikiran dengan sang Pencipta. Ketika beliau sedang kusuk melakukan yoga, tiba-tiba bangunan pelinggih tempat beliau menyembah tersebut roboh dan itu dilihat oleh tukang sapu. Sontak tukang sapu terkejut kemudian bersujud dan menangis minta ampun kepada sang pendeta, merasa bersalah memaksa untuk menyembah parahyangan tersebut. Tukang sapu mohon agar pelinggih tersebut kembali seperti semula.
Karena merasa iba kepada si tukang sapu, beliaupun bersabda akan mengembalikan bangunan tersebut seperti sedia kala. Kemudian beliau mencabut sehelai rambutnya dan diberikan kepada si tukang sapu, agar rambut tersebut diletakkan pada pelinggih tersebut dan disiwi (disembahyangi) agar semua sejahtera dan selamat. Dari situlah asal muasal nama pura Rambut Siwi.